Minggu, 09 Juni 2013

Ketika Status Merubah Segalanya

status yang ini bukan single, married ataupun rellation ship :D
melainkan status2 yang kita buat di social media untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan
tidak jarang saya mendengar seseorang yang terkena getah dari status yang dibuatnya sendiri...
dan kali iniiii........ SAYA MENGALAMINYA SENDIRI huaaaaaaa''''''''''''

bermula dengan kekesalan saya terhadap seorang teman yang saya kenal sejak kecil, yang sifatnya memang sedikit angkuh, dan saya merasa tidak nyaman dengan keangkuhannya yang terakhir kali saya terima.
sedangkan menurut Hadits Qudsi dalam Tafsir al-Sya’rowi 

Dan Aku (Allah) membenci tiga perkara dan kebencian-Ku kepada 3 perkara lainnya sangat kuat.
1.      Aku benci orang kaya yang sombong tapi Aku lebih benci kepada orang miskin yang sombong
2.      Aku benci orang fakir yang bakhil, tapi Aku lebih benci lagi kepada orang kaya yang bakhil.
 3.      Aku benci pemuda yang durhaka (ma’siat), tapi Aku lebih benci lagi kepada orang yang sudah tua yang maksiat.

maka saat itu aku membuat status di akun jejaring sosialku yang memang tidak selayaknya ku posting (padahal sebenarnya aku jarang sekali membuat status) "status lo norak dan congkak, ga inget ya setiap hari pulang kemana" 
kemudian teman2ku pun bermunculan untuk komen di status tersebut, dan agar tidak terlacak siapa orang yang kumaksud, maka aku mengalihkan objek ke tempat lain, yaitu kantor, padahal objek kantor hanyalah omong kosong belaka.

cerita pun berlanjut petaka, ternyata dari balasan komen yang ku buat, ada salah satu rekan kantorku yang merasa tersinggung, karena aku memang hanya berteman dengan sedikit teman2 kantor di akun jejaring sosialku, dan baru kusadari setelah semua terlanjur terjadi, bahwa status2 rekanku tersebut memang agak sedikit kasar.

petaka belum usai, awalnya aku sedikit bingung mengapa sikapnya berubah terhadapku, padahal sebelumnya ia sangat baik terhadapku, aku pun mengganggapnya seperti adik sendiri, kemudian ada beberapa temuan yang mengejutkanku, bahwa ia dan teman akrabnya (yang sebenarnya juga sahabatku) selama ini mereka memanggilku dengan julukan "si kepo", usaha pendekatan yang kulakukan pada mereka pun tak membuahkan hasil, lalu aku merasa status jejaring mereka di mobile phone dan akun jejaring internet mereka seringkali ditujukan padaku dan kata2 yang menyakitkanku (semoga hanya perasaanku saja)

sikap permusuhan tak kunjung reda, bahkan semakin membuatku tak nyaman di tempat dudukku sendiri, berulang kali aku coba muhasabah diri, kata2ku, sikapku yang mana yang membuat mereka jadi memperlakukan aku seperti ini, namun aku masih belum menemukan sumber masalahnya.

setelah shalat, berdoa memohon petunjuk Allah, dan berdiskusi dengan orang2 terdekatku, akhirnya aku menemukan sumber masalahnya (lagi2 ini hanya kesimpulan yang menurutku memang berpeluang bagi mereka untuk memusuhiku), akupun menyadari bahwa status jejaring sosial sangat penting bagi mereka, dan mereka pun salah paham terhadap status yang telah kubuat seperti kutulis diatas. padahal status itu tidak kutujukan untuknya.

dengan berat hati kuputuskan untuk mendelcont dan memblokir jejaring sosial mereka. Tujuannya adalah "agar aku tidak lagi ber-su'udzon terhadap status mereka (karena bisa saja kan sebenarnya bukan ditujukan padaku) dan kalaupun benar untukku, paling tidak aku mencegah agar mereka tidak lagi berbuat dosa dengan cara menyakitiku melalui media sosial tersebut."

tak putus sampai disitu!!! akhirnya mereka menyadari tak bisa lagi menemukanku di sosial media, dan aku pun akhirnya menerima sindiran secara verbal, mematahkan beberapa percakapanku dengan orang lain.
dan.... aku pun semakin tersudut, bertepatan dengan itu, terjadi mutasi dikantorku dan akupun mengajukan diri untuk dimutasi ke divisi lain. tak peduli dengan tanggapan orang lain yang menyagka aku dibuang dari divisi sebelumnya. yang penting aku merasa lebih nyaman menjalani pekerjaanku.

aku berjanji hanya akan mengingat segala kebaikan yang telah mereka lakukan padaku, menolongku ketika aku tertimpa musibah, ketika aku sakit mereka yang memebelikanku obat diapotik dan ketika aku sangat membutuhkan mereka, mereka nyaris selalu membantuku. ini semua adalah pengalaman yang sangat mengajarkanku untuk bersikap lebih bijak lagi.

bayangkan..... aku kehilangan dua orang sahabat hanya karena status yang kubuat, dan kesalahpahaman kepada siapa status tersebut kutujukan. sangat tidak sebanding, padahal susah payah kami menjalin persahabatan. dan hancur akibat status yang kutulis sendiri. sekali lagi kutegaskan, status itu bukan untuk salah satu dari sahabatku tersebut.

hal yang ingin kusampaikan kepada teman2 sekalian adalah..... berpikirlah dengan matang setiap akan membuat dan memposting status, pikirkan dampak positif dan negatifnya, setiap status yang kita buat cepat atau lambat akan meminta pertanggung jawaban dari kita, bukan hanya di dunia, tapi juga diakhirat, akan menjadi rekaman panjang dalam catatan amal manusia. saat ini pepatah "mulutmu harimau" sepertinya sudah kurang relevan lagi, karena budaya sudah berubah, yaitu "statusmu harimaumu"

dan jika kita berperan sebagai pembaca, haruslah berpikir positif, menyiapkan keluasan hati, tidak baik terlalu cepat membuat kesimpulan pada status yang dibuat oleh teman kita, karena bisa saja ia tengah memiliki masalah, dan kebetulan saja masalah tersebut mirip2 dengan yang sedang kita alami, sehingga kita berpikiran status tersebut diperuntukkan untuk kita. 

sepertinya cukup sampai disini dulu. semoga tidak ada lagi korban yang berjatuhkan akibat status. aku pun akan lebih berhati2 dalam membuat status....
salam ukhuwah semuanyaaa....................... :)